Rabu, 18 Agustus 2021

Tantangan menuju keberhasilan

 


         Surabaya, Setiap wilayah pasti ada potensi yang terpendam atau kadang tidak diketahui oleh warga sekitar, potensi wilayah tidak hanya bsrupa kekayaan yang terpendam ataupun tinggalan prndahulu untuk dilanjutkan sehingga tak lekang oleh masa menjadi ke khas an wilayah turun temurun.

         Seperti hal nya beberapa wilayah di Kota Surabaya yang telah berhasil menggali potensi wilayahnya dari yang nol menjadi icon tersendiri yang dikelal tingkat propinsi hingga manca negara.

          Sebut saja Kampung Nelayan Sukolilo yang ber metamorfosa dari kampung kumuh menjadi kampung nelayan yang bersih himgga menarik minat Ibu Walikota kala masih di pegang oleh Bu Tririsma Harini.

          Kampung Jambangan yang saat ini menjadi tolak ukur Surabaya di bidang kebersihan dengan dibangunnya beberapa tempat pengolahan sampah menjadi listrik dan beberapa tempat pengolahan sampah menjadi kompos, gaungnya tak hanya tingkat propinsi, bahkan kini menjadi tempat utama study wisata beberapa wilayah di Indonesia untuk belajar.

          Tak jauh berbeda dengan wilayah asem rowo, tak seorang pun akan membayangkan jika wilayah yang gersang dan panas dipenuhi debu dan asap baik dari kendaraan ataupun pabrik akan memiliki destinasi wisata yang mengebrak pada tahun 2020. ya, Sontoh Laut telah menjadi bukti jika potensi wilayah bisa digali dan tak sekedar menunggu penunjukan ataupun menunggu perlombaan.

         Uchrowiyah Winarsih, pegiat informasi dari wilayah mulyorejo merasa tertantang untuk menggali potensi wilayah yang bisa dibangkitkan dari wilayah yang memiliki 4 universitas besar yang ada di Kota Surabaya.

           Ibu asli kelahiran mulyorejo ini tak ingin tinggal diam hanya menunggu dan berpangku tangan, dengan berbekal kemampuan komunikasi yang dimiliki dari seringnya berkomunikasi dengan warga yang membutuhkan bantuan di bidang kesehatan sebagai kader BPJS. 

          Dengan tekat bulat dan semangat membara, wanita yang akrab dipanggil Uchro ini berkonsultasi pada "Cak Bonie" sebagai pertimbangan dalam usaha penggaluan potensi wilayah yang dirasa terbaik untuk dikembangkan di wilayah Mulyorejo.

           Tak serta merta memberikan jawaban atas kerisauan yang dirasa ning Uchro, tantangan menjadi jawaban bagi wanita yang saat ini menjadi Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Mulyorejo untuk komitmen dan bertekat untuk maju.

           Sambang wilayah dan berguru pada wilatah yang berhasil mengangkat potensi wilayahnya juga menjadi salah satu syarat yang diungkapkan mantan ketua KIM Kota Surabaya demi suksesnya proyek besar pengalian potensi wilayah.

            Daerah awal yang dikunjungi dalam Blancang wilayah adalah Kelurahan Sukolilo, Ketua KIM Sukolilo (Bunda Tri) menjadi guru pertama. Tak serta merta berbagi ilmunya, pemilik nama lengkap Tri Eko Sulistiowati malah memberikan tantangan menulis on the sport dengan wawancara pada salah satu nelayan tentang keberhasilan kampung nelayan.

               Dari wawancara dan penulisan secara on the sport  didapatkanlah ilmu tentang bagaimana sepak terjang wilayah Sukolilo merebut keberhasilan.

              Jambangan menjadi wilayah selanjutnya untuk mendapatkan ilmu, Abah Rohman, pejuang kebersihan wilayah jambangan saat ditemui langsung membagikan tips n trik bagaimana majukan wilayah. Berduet dengan Cak Bonie, resep keberhasilan di buka dengan bertahap agar dapat diresapi untuk diterapkan di Mulyorejo.

            Beberapa tips terbaik dalam pengalian potensi wilayah adalah apa yang ada di wilayah dan tak dimiliki wilayah lain dan bagaimana potensi wilayah mampu berbuat lebih bagi warga di wilayah tersebut.

            Waktu larut senja saat mengunjungi wilayah terakhir, adzan maghrib berkumandang saat memasuki kawasan Sonto Laut demi mendapatkan pembelajaran terbaik dari tokoh yang berpengaruh dalam suksesnya Sontoh Laut menjadi destinasi wisata.

             Cak Mahfud menjadi nara sumber terbaik akan berhasilnya Sontoh Laut, dengan kerendahan hati pria berkaca mata minus ini menceritakan babad alas perjuangan dalam membangun kawasan wilayah Asemrowo.

               Tak hanya pemikiran yang harus diperas, mental dan keberanian juga menjadi tantangan tersendiri dimana (maaf) kultur masyarakat nelayan yang keras dan mengandalkan kekerasan sering dihadapi dalam pembangunan wilayah.

            "Tak hanya mikir ning, kadang intimidasi dari warga harus diterima, bekal kepandaian saja tidak cukup, nekat dan kudu gendeng harus dilakukan demi kebaikan dan pembangunan wilayah" tambah cak mahfud sambil tertawa.